Apa sih maksud dari negeri tiga agama satu tempat tidur, oke kita lihat posting blog ini terlebih dahulu.
Apa yang sobat muda tahu tentang negara Spanyol?, stadion Santiago Bernabeu atau pertandingan El Classico sampai berkali-kali, atau matador, dimana manusia melawan banteng, mungkin juga Jorge Lorenzo dan Dani Pedrossa yang kebut-kebutan mengincar juara dunia. Atau bangsa yang pernah mencoba menjajah Indonesia, namun gagal.
Namun tahukah sobat muda bahwa Spanyol dulunya adalah Negeri Muslim wilayah Propinsi dari Negara Khilafah Islam. Dimana kota Cordoba ( Qurtuba ) menjadi pusat ilmu pengetahuan Eropa. Tahukah sobat, jika 1000 tahun yang lalu, setiap subuh berkumandang azan seantero negeri di Negara itu, dan umat Islam di sana berbondong-bondong ke masjid untuk sholat jamaah subuh layaknya mereka pergi berbondong-bondong ke pasar atau ke sebuah tontonan. Tahukah sobat bahwa saat itu bangunan masjid banyak berdiri layaknya masjid-masjid di negara kita.
Namun itu dulu, sekarang yang kita tahu, Spanyol adalah negara kristen ortodok katolik di belahan Eropa Barat, tempat pertandingan La Liga digelar, serta tempat dimana manusia bertarung melawan banteng ( Matador ) dan juga tempat lahirnya tukang kebut-kebutan seperti Jorge Lorenzo Semakin Di Depan, atau Dani Pedrossa Satu Hati, dan tukang kebut lainnya.
Lorenzo, Ngebut karena dibayar, kalau gak dibayar gak mau ngebut, ngapain
SEJARAH AWAL SPANYOL
Daratan Spanyol disebut juga semenanjung Iberia, yaitu meliputi Spanyol dan Portugal. Bangsa Spanyol adalah bangsa rumpun Kaukasoid, yaitu ras manusia dengan ciri-ciri kulit bule, hidung mancung, dan bertubuh tinggi, lebih tepatnya bangsa Spanyol adalah bangsa latin, yaitu bangsa Eropa yang kebanyakan berambut hitam.
Bangsa Spanyol masih keturunan bangsa Romawi, dimana bangsa Romawi juga masih keturunan bangsa Yunani, dan akhirnya dirunut sampailah pada Nabi Adam As di tanah Arab.
Sejak tahun 100 SM, wilayah Spanyol dikuasai Imperium Romawi, dan disebut Dioses of Spain atau Propinsi Spanyol. Kita tahu bahwa Imperium Romawi menguasai sebagian besar wilayah Eropa. Dari Imperium Romawi inilah Spanyol memeluk agama Katolik yang dibawa oleh Paulus.
Namun ketika terjadi gejolak di dalam Imperium Romawi, yaitu perpecahan antara Romawi Barat ( Italia ) dan Romawi Timur ( Byzantium / Yunani ), maka sedikit demi sedikit Spanyol mulai melepaskan diri dari pengaruh Imperium Romawi, dan pada akhirnya lepas sepenuhnya dengan berdirinya Kerajaan Gothic, setelah ibu kota Romawi Barat yaitu Roma dikuasai dan dikacaukan oleh pemberontak dari Jerman pada tahun 470 M.
Era Pemerintahan Kerajaan Gothic
Pada awalnya Raja-raja Gothic mendapatkan simpati dari masyarakat Spanyol, karena keberhasilan mereka memerdekakan bangsa Spanyol dari penjajahan Imperium Romawi. Rakyat Spanyol pun mengelu-elukan mereka sebagai pahlawan.
gambaran istana Gothic
Namun itu hanya sebentar, setelah generasi raja berikutnya, raja-raja Gothic mulai berkuasa secara sewenang-wenang, mereka menarik pajak yang sangat tinggi dari masyarakat. Pada akhirnya seluruh tanah pertanian rakyat Spanyol diambil alih kepemilikannya oleh raja, bangsawan serta pendeta.
Dengan alasan bahwa raja adalah wakil Tuhan, maka raja-raja Gothic bertindak sewenang-wenang terhadap rakyatnya, serta mereka-mereka yang berani mengkritik dan mengkoreksi penguasa pun diperlakukan secara kejam dan dibunuh, mereka yang memberontak ditumpas dengan kejamnya.
PAHLAWAN ISLAM DATANG
Thariq bin Ziyad
Akibat tidak tahannya rakyat Spanyol terhadap kekejaman raja Gothic, maka mereka meminta bantuan kepada Musa bin Nushair, Amir ( Gubernur ) Aljazair saat itu yang merupakan Propinsi Khilafah Islam paling barat. Mereka mengadukan penguasa Gothic yang sewenang-wenang kepada rakyat Spanyol.
Kemudian Amir Aljazair meminta ijin kepada Khalifah bani Umayyah penguasa Negara Khilafah Islam yang beribukota di Damaskus Syria untuk menaklukan Spanyol. Setelah mendapat restu, Musa bin Nushair memerintahkan Thariq bin Ziyad memimpin 10.000 pasukan untuk menyerang Kerajaan Gothic di Spanyol.
Thariq bin Ziyad memimpin 10.000 pasukan, menyeberang selat Iberia, yang kemudian menjadi selat Jabal Thariq atau Giblartar untuk mengabadikan kebesaran panglima Islam Thariq bin Ziyad. Sesampainya di daratan Spanyol, Thariq bin Ziyad meminta bantuan tambahan tentara kepada Musa bin Nushair, namun hanya dikirim sekitar 2000 tentara saja, jadi jumlah total tentara Thariq bin Ziyad sekitar 12.000 pasukan.
Hanya Satu Kata, Maju
Melihat jumlah tentaranya yang jauh lebih sedikit daripada tentara musuh yang merupakan tentara suatu negara yang mungkin jumlahnya mencapai ratusan ribu, membuat Thariq bin Ziyad berpikir untuk memberikan suatu Spirit tambahan untuk mendongkrak semangat Jihad pasukannya.
Kemudian terpikir sebuah ide gila dari benaknya, yaitu membakar kapal pengangkut mereka, Thariq bin Ziyad memerintahkan pasukannya untuk membakar kapal-kapal pengangkut yang membawa mereka ke Spanyol. Salah seorang pasukannya bertanya dengan penuh keheranan, “Wahai panglima besar kami, kenapa engkau perintahkan kami membakar kapal-kapal kami?”. Apa jawaban Thariq bin Ziyad??, jawabannya tentu saja bukan “Ada rahasia dibalik rahasia “, itu sih bukan jawaban, Cuma bikin orang bingung aja.
Thariq bin Ziyad menjawab dengan pidato yang lantang dan berapi-api :
“Wahai pasukan kaum muslim, wahai para tentara Allah, dibelakang kalian hanyalah lautan yang luas, sedangkan di depan kalian, sudah menunggu ratusan ribu pasukan musuh yang siap mati membela negara mereka, membela raja mereka, membela gengsi mereka dan membela harta mereka. Tidak ada yang tersisa diantara kalian kecuali kebenaran dan kesabaran”. Begitulah bunyinya. Saat itu juga gelora dan spirit jihad membakar jiwa-jiwa pasukan muslim Thariq bin Ziyad.
Thariq bin Ziyad hanya memberi satu pilihan kepada pasukannya, yaitu satu kata, hanya satu kata, yaitu MAJU, kenapa???, mau pulang?, berenang sono, orang kapal udah dibakar semua.
Tentu saja pasukan Thariq bin Ziyad pun tahu kenapa panglima mereka hanya memberi satu pilihan yaitu maju, karena mereka sudah terlanjur menapakkan kaki di tanah Jihad, maka pantang bagi mereka untuk mundur, karena di sana Surga telah menunggu, itulah kehormatan para Ksatria Islam, sebuah kehormatan Ksatria tertinggi yang ada dalam sejarah.
Akhirnya terjadilah pertempuran dahsyat antara pasukan muslim melawan tentara dari kerajaan Gothic, atas pertolongan Allah tentara muslim memenangkan pertempuran itu dengan gemilang, dan terus merangsek masuk wilayah Spanyol hingga ke perbatasan Perancis, serta akhirnya Perancis bagian barat pun dikuasai kaum muslim pada tahun 711 M.
Masjid Giblartar, berdiri di bawah bukit Thariq, di puncak bukit itulah tempat Thariq bin Ziyad berpidato
Thariq bin Ziyad hendak meneruskan penaklukan Islam terus masuk ke wilayah Eropa yang lainnya, termasuk kota Roma yang dijanjikan Rasulullah Saw dalam Hadistnya. Namun sayang kota yang dijanjikan Rasulullah Saw untuk takluk terlebih dahulu adalah Konstantinopel, bukan Roma, sehingga ada saja yang menggagalkan. Hal yang menggagalkan Thariq bin Ziyad menaklukan kota Roma adalah karena dia dipanggil oleh Khalifah Abdul Malik di Damaskus, untuk diberi penghargaan.
NEGERI TIGA AGAMA SATU TEMPAT TIDUR
Yah setelah berpanjang lebar serta tinggi bercerita ( emang rumus bangun ruang ), akhirnya inilah maksud dari judul Negeri tiga agama satu tempat tidur.
Seperti yang ditulis oleh Max I Dimont dalam bukunya The Land of Three Religion and One Bedroom, artinya apa???, hah dilarang merokok, pasti bahasa Inggrisnya dapat nilai 8 dari nilai tertinggi 100 yah. Yah artinya yah judul itu, negeri tiga agama dan satu tempat bobo eh tidur. Kok gitu???, ini maksudnya.
Begini kisahnya, setelah Spanyol dikuasai muslim, kemudian wilayah tersebut berganti nama menjadi Andalus / Andalusia, Khalifah al Walid bin Abdul Malik mengeluarkan sebuah kebijakan untuk menaklukan hati rakyat Spanyol, jadi negerinya ditaklukan, hati masyarakatnya juga ditaklukan dong, gak kaya Amerika, sembarangan nyerang negeri orang terus membunuhi rakyatnya dan merampok kekayaan alamnya.
Khalifah Al Walid memberlakukan sebuah kebijakan agraria yang disebut Land Reform, yaitu mengembalikan tanah-tanah pertanian dari para bangsawan ke rakyat. Harta dan hak-hak mereka yang dahulu dirampas raja-raja gothic pun dikembalikan secara adil ke rakyat Spanyol, mereka diperlakukan sama dengan Muslim, para petani leluasa mengolah tanah mereka, dan non muslim hanya ditarik sedikit pajak yaitu yang disebut Jizyah sebagai bentuk kesetiaan mereka kepada Negara Khilafah Islam.
Orang-orang non Muslim, baik Yahudi, Katolik maupun Kristen ortodok Spanyol bebas berdagang, menimba ilmu di universitas Cordoba, harta dan nyawa mereka dilindungi sepenuhnya oleh Syariat Islam, beberapa dari mereka pun akhirnya menguasai Sains, kedokteran, sastra dan sebagainya.
Oleh karena itulah, Spanyol saat itu digambarkan oleh Max I Dimont sebagai sebuah Negeri dengan tiga agama dan satu tempat tidur, yaitu maksudnya adalah, sebuah negeri dimana agama Yahudi, Nasrani dan Islam mampu hidup berdampingan, dan tidur sama-sama nyenyak dalam satu naungan tempat tidur yaitu Negara Khilafah Islamiyah yang menerapkan Syariat Islam yang kaffah.
KESIMPULAN
Sesuai dengan apa yang terjadi di Spanyol sekitar 1000 tahun yang lalu, saat negeri itu dikuasai kaum muslim, maka dapat kita ambil sebuah pelajaran yaitu bahwa syariat Islam mampu untuk menaungi segala macam kemajemukan bangsa, Syariat Islam mampu melindungi mereka baik yang muslim maupun yang non muslim, baik itu berkulit putih, hitam, sawo matang, keriting, lurus, sipit, belo, dan sebagainya, serta memperlakukan mereka dengan adil.
Tentu saja, Syariat Islam juga sangat cocok bagi Indonesia yang katanya majemuk rakyatnya, dan itu tidaklah menjadi masalah, karena dengan Syariat Islamlah keadilan dan kemakmuran merata akan dicapai oleh negeri ini.
Spirit Of Beyond
0 komentar:
Posting Komentar