Suatu saat, ketika negara Khilafah Islamiyah sedang ditimpa paceklik sehingga terjadi kekurangan pangan, Khalifah (kepala negara) Umar bin Khaththab mengajak beberapa pejabat negara untuk berdiskusi, seraya berkata, “Cobalah kalian beranda-andai”. Seorang pejabat dengan semangat berkata, “Aku ingin ruangan besar ini (ruang rapat) dipenuhi dengan emas untuk keperluan negara”. Yang lain menimpali, “Aku berangan-angan rumahku penuh dengan permata lu’lu’ah yang akan kusumbangkan untuk membela agama”. “Kalau aku ingin kaya raya. Kekayaan itu untuk membantu kesejahteraan rakyat”, kata seorang pejabat yang lain. Khalifah tersenyum lebar, kemudian berkata, “Kalau aku, ingin kemunculan kembali generasi seperti Mu’adz bin Jabal, Salim Maula Abi Hudzaifah dan Abu Ubaidah bin al-Jarah”.
Dalam suasana “krisis”, Khalifah Umar bin Khaththab yang biasa kita kenal sebagai satu di antara empat sahabat utama Rasulullah Saw justru mengutamakan kemunculan sumber daya manusia unggulan. Mu’adz bin Jabal, yang disebut Khalifah Umar tadi adalah seseorang yang Rasulullah Saw memujinya: “Muadz bin Jabal adalah orang yang paling tahu tentang halal dan haram di kalangan umatku”. Adapun Salim Maula Abu Hudzaifah, Khalifah Umar pernah memuji: “Kalau Salim masih hidup, maka dialah yang layak menjadi penggantiku”. Sedangkan Abu Ubaidah, beliau adalah ahli strategi perang yang teruji dalam peristiwa-peristiwa bersejarah. Yang menarik, Mu’adz bin Jabal dan Salim Maula adalah seorang remaja. Muadz bin Jabal, saat dinobatkan menjadi hakim agung negara, usianya masih 18 tahun.
Kualitas sumber daya manusia memang aset masa depan sebuah bangsa. Tak heran jika Khalifah Umar berangan-angan demikian. Jika potret generasi kita saat ini didominasi tingginya angka kejahatan, depresi, kemalasan, gaya hidup hedonis dan konsumtif, maka jika kondisi ini dibiarkan, bisa kita bayangkan apa jadinya negeri ini 20-30 tahun mendatang. Karenanya, berpikir tentang masa depan bangsa harus mencakup berpikir tentang sistem penanganan generasi yang mampu menghasilkan generasi unggulan, generasi berkualitas pemimpin. Terlebih untuk bangsa kita yang sedang menghadapi krisis di berbagai bidang. Berpikir tentang sistem penanganan generasi untuk kemudian melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan, harus dimulai sejak sekarang. Karena sesungguhnya negeri ini mengalami krisis bukan karena sumber daya alam yang minim/habis sehingga tidak punya kekayaan untuk diolah, tetapi karena buruknya sistem pengelolaan negara dan rendahnya kualitas mayoritas sumber daya manusianya.
_______________________________________________________________
“Sampaikanlah walaupun hanya satu ayat”
Jika ikhwan wa akhwat fiLLAH meyakini adanya kebenaran di dalam tulisan dan fans page ini, serta ingin meraih amal shaleh, maka sampaikanlah kepada saudaramu yang lain. Bagikan (share) tulisan ini kepada teman-teman facebook yang lain dan mohon bantuannya untuk mengajak teman-teman anda sebanyak mungkin di Media Islam Online, agar syiar kebaikan dapat LEBIH TERSEBAR LUAS DI BUMI INI....
Jazakumullah khairan katsir.
1 komentar:
Assalaam
Share Coment ya de,,,
Bagus sekali tulisannya,,,saya sangat terkesima apa yang telah di andaikan oleh Umar bin Khattab,,,
Melihat keadaan saat ini, remaja sekarang sudah sangat hedonis,,,,boro2 ngomongin perang(jihad),,,
Posting Komentar